all this is the result of my writing. result of inspiration, as stipulated in the paper

Cerita Hati ( ketika hati tak mampu mengungkapkan)

Oleh: Deny Fadjar Suryaman

Cerpen ini telah di posting sebelumnya di blognya Gen22.net, namun sudah mengalami sedikit proses edit ulang. selamat menbaca kawan.

`sesungguhnya ku tak menginginkan semuanya begini, walau semua yang terjadi hanya kebohongan dan kepalsuan saja yang kau berikan kepadaku..

Tapi sejujurnya itu semua sudah cukup bagi ku tuk dekat denganmu walau hanya bisa membayangkan dan mengharapkan kelak kau akan datang kepadaku dengan kejujuran dan ketulusan hati pada diriku..
`tak ku harapkan lebih atas kehadiranmu. .
`tak ku harapkan kejujuran itu datang. .
`tak ku harapkan kau menganggap ku ada. .
`dan jika itu semua dapat di wujudkan oleh dirimu, Tapi mengapa seperti ini yang terjadi...???

            ‘Mungkin ini sebuah perasaan yang bodoh yang pernah kualami selama hidup. Selama ini, aku hanya bisa membayangkan dan mengharapkan namun tidak untuk mengatakannya. Ini menjadi sebuah ketidakpastian bertindak yang kulakukan. Sehingga aku hanya bisa memandang dan melihatnya ketika mimpi.’

            itu kahayalan dari seseorang yang berharap cinta ini nyata ketika semua tidak mampu diungkapkannya. Sebuah khayalan yang membuat hidupnya dipenuhi kegelisahan dan kebimbangan.

            ini semua berawal dari hobi barunya berselancar didunia maya. Suatu ketika dia sedang memainkan khayalannya didunia maya. Dia melihat sebuah profil seorang wanita yang membuatnya terpikat seketika. Secara naluriah dia langsung mengirim sebuah permintaan pertemanan kepada wanita itu. (mungkin lebih pastinya karna dia baru dengan hal ini, jadi ingin punya lebih banyak teman).

***

            Hari pun terus berlalu dia pun tak peduli dengan sebuah profil wanita tersebut. Karna dia selalu asyik dengan obrolan teman-teman facebook-nya yang lain. Namun, hari ini dia melihat dalam beranda sebuah obrolan antara temannya dan wanita yang beberapa hari yang lalu dia add. Disinilah mulai perbincangan antara dia dan wanita dimulai. Brian Andrea Winata atau lebih sering di panggil rian adalah manusia yang bisa di bilang sederhana senang dengan hal-hal yang berbau traveling. Tapi dalam urusan cinta ia sangat pendiam dan terkadang membiarkan perasaan cintanya berlalu begitu saja. Dalam obrolan antara teman-nya dan wanita itu, teman-nya menyebut-nyebut nama-nya untuk dijadikan motif berkenalan dengan wanita itu.

            Yah, mungkin karna wanita itu tinggal di daerah yang berdekatan dengan-nya. Itu sebabnya ia dijadikan motif teman-nya untuk berkenalan. Mungkin karena itu juga yang membuat matanya terfokus pada tulisan di beranda facebook-nya. Akhirnya pun ia ikut tergabung dalam obrolan itu. Dan mulai menulis sebuah komentar didalamnya.

“weh man, apa maksudnya tuh bawa-bawa nama gw. Kalo mau kenalan sama cewe jangan bawa-bawa nama gw geh”. Dengan kata “geh” yang mencirikan logat bahasa di daerah-nya. Hahahaaa.. cukup lucu sih kalo di denger satu kata yang aneh itu. Mungkin hanya orang-orang d daerah-nya yang mengerti apa maksud dari kata itu. Temen-nya yang ini bernama Iman Maulana, yah ketika mereka SMA dulu, Iman memang terkenal dengan playboy-nya, sampai-sampai banyak teman yang sudah men-cap-nya seperti itu. Di saat yang bersamaan wanita itu pun membalas komentar dan mulai-lah awal perbincangan Rian. Iman dengan wanita itu. Namanya Aini Angraeni yang ternyata dia juga alumni SMA yang sama dengan Rian dan Iman. Tapi entah mengapa Rian dan Iman tak sadar. Sebenernya rian sudah tau kalau dia bersekolah di sekolah yang sama dengan-nya dan iman, namun walau rumahnya satu daerah dengannya tapi rian tak tau siapa namanya, hanya saja rian sering lihat dia lewat depan rumahnya waktu sekolah dulu. Disini awal ketertarikan rian untuk mengenalnya lebih dekat lagi. Namun itu hanya ketertarikan naluriah kepada seorang wanita, dan seperti biasanya rian pun tak berani mencari tau lebih banyak lagi tentang waktu itu, yah karena sifatnya yang tak berani memulai suatu hubungan. Dan akhirnya dia pun mengconfirmasi prmintaan pertemanan Rian. Akhirnya Rian dan Aini pun sering berinteraksi di dunia maya. mereka saling bertanya satu sama lain tentang diri masing-masing. Yah dari mulai hal-hal yang sepele untuk di perbincangkan sampai hal-hal yang menyangkut tentang  pribadi masing-masing. Yah dari perbincangan itu bisa di simpulkan bahwa Aini wanita yang cukup asyik, menarik, dan nyambung untuk di ajak berbincang.

Setelah sekian lama mereka sering wall-to-wall, nge-chat, sampai coment-coment d facebook, akhirnya Aini pun bilang kalau dia udah mulai jarang untuk berselancar di dunia maya. Sampai akhirnya dia pun mengajak aku untuk berbincang lewat handphone saja.
“hey ian, aku udah jarang buka fb nih. Gimana kalau smsan saja” seru Aini di wall.
“yah, tapi kan gw gak tau nomor hape lho” Rian pun membalas wall Aini.
“nih nomor ku……” lanjut Aini.

                                                                ***

Waktu pun kian berlalu membawa Rian dan Aini saling kenal lebih jauh lagi. Dan akhirnya mereka pun sepakat untuk pergi nonton berdua, ini awal pertemuan tatap muka mereka yang pertama. Yah walau sedikit aneh sih, walaupun rumah mereka satu daerah dan pernah satu sekolah tapi mereka belum pernah berbincang secara langsung.

Hari itu matahari bersinar sedikit agak panas, yah walau sedikit agak panas tapi Rian dan Aini tetap berjanjian untuk pergi nonton bersama. Mereka pun pergi berangkat menuju bioskop, dalam perjalanan kami pun banyak berbincang soal keanehan mengapa mereka tak pernah berbicara langsung seperti ini sejak dulu. Disinilah awal dari Rian timbul rasa suka sama Aini, atau lebih tepatnya sayang. Saat itu hatinya sulit untuk dikendalikan, yah karena memang perasaan ini sulit untuk di ajak kompromi. Namun lagi-lagi Rian sulit untuk mengatakannya. Sampai-sampai sejenak keadaan menjadi hening karena tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mereka. Dan akhirnya mereka pun memutuskan untuk langsung pulang saja, tanpa ada pertemuan yang lebih panjang lagi.

                                                                 ***

Hari ini Rian hanya duduk d hamparan teras alam yang beralaskan rerumputan yang hijau yang tersinari cahaya senja. Yah hari ini memang sudah sore, saat ketika matahari mulai meredupkan sinarnya, saat dimana sang gereja kecil mulai kembali ke sarangnya, dimana saat langit biru mulai memudar menjadi jingga.dan saat dimana Rian sering menikmati keindahan senja. Disini ia sering sekali mencurahkan semua yang ada di hati dan perasaannya. Disini juga pa sering membuat tulisan-tulisan baik tentang perasaan maupun tentang keadaan yang ada di sekelilingnya. Sampai akhirnya hari ini ia menulis sebuah puisi tentang sore itu.

                        “Pesona jingganya”

Di kala cahayanya mulai terbenam
Bukan berarti keindahannya menghilang
Namun terpancar dalam lukisan jingganya
Yang tergores indah dalam bentangan langit

            Sisi demi sisi terlihat begitu mempesona
            Berpadu satu dengan awan putih yang mulai berubah jingga
            Yang mulai menghanyutkan suasana dalam hati
            Yang terbawa oleh hembusan angin

Jika jingganya tak mampu kau rasakan
Cobalah tuk mencarinya dalam hening
Jika itu tak mampu kau temukan jua
Jangan pernah berhenti berharap untuk esok hari datang kembali

Rian sering menghabiskan waktunya disini itu karena ada sebabnya, yah sebuah penyakit yang selalu menghampirinya disaat-saat tak tentu. Mungkin ini juga yang membuatnya untuk sulit menyatakan cinta yang ada dihatinya, karena Rian terlalu takut meninggalkannya di saat yang tak tepat. Jangtungnya yang lemah telah mencapai pada masa yang kronis, sehingga membuat sang dokter memfonis Rian tak punya waktu lama untuk dapat menikmati hidup yang indah ini. Itu sebabnya ia sering menghabiskan waktu di tempat yang indah ini, terkadang ia pun mengajak Aini ke tempat ini. Yah saat ini pun ia mengajak Aini, namun Aini telat untuk datang ke sini.

“hay rian” suara lembut terdengar ditelinganya yang juga membuyarkan khayalannya sore itu. Dengan tatapan yang masih kosong Rian pun menjawab “yah, hay juga aini”. “map aku telat datang yah” sambung Aini. “yah gapapa, aku juga baru datang kok” sahut Rian.

Aini pun duduk di samping Rian seraya dia pun terlarut dalam suasana sore yang berikan keindahan ini. “kamu sedang nulis puisi atau cerpen yah?” Aini membuka percakapan. “yah aku baru menyelesaikan sebuah puisi” sambung Rian. Lalu Aini pun membalas “mana coba aku liat” sambil merebut buku yang Rian pegang. Akhirnya mereka pun terlarut dalam obrolan yang mengasyikan di tempat itu.

                                                              ***

Di dunia ini hanya Rian dan keluarganya saja yang tau tenteng penyakit ini, bahkan Aini pun tak mengetahuinya. Dia pun hanya tau Rian adalah orang yang suka humor, suka buat tulisan, dan membaca novel. Rian tak tau apa yang harus ia lakukan sejak perasaan aneh ini merasuki hatinya, ia ingin jika Aini tau semua perasaannya namun ia pun tak mau membuat hati Aini bersedih ketika ia harus meninggalkan Aini di saat yang tak tepat. Setelah sekian lama perkenalan diantara Rian dan Aini, mereka pun telah melalui semua bersama-sama, karena sejak perkenalan mereka pertama kali mereka jadi lebih sering bermain bersama. Sampai saat ini Rian hanya bisa menyembunyikan semua perasaannya pada Aini. Sampai pada akhirnya ia pun di larikan ke rumah sakit karna jantungnya yang terasa berhenti berdetak. Ia pun hanya bisa pasrah semoga tuhan masih berinya waktu untuk tetap bisa menikmati hidup setidaknya sampai ia punya keberanian untuk mengatakan semua isi hatinya kepada Aini.

Aini yang tak tau keadaan Rian yang menghilang tanpa jejak beberapa hari belakangan mulai bertanya-tanya pada hatinya kemana Rian sampai tak menghubunginya beberapa hari belakangan ini. Sampai pada akhirnya jantungnya Rian pun tak mau untuk mendenyutkan dan berdetak kembali seperti biasa. Yah, kali ini Rian telah di panggil sang kuasa. Karena tuhan tak mengizinkannya untuk bisa hidup lebih lama lagi. Aini yang mengetahui kabar bahwa Rian telah tiada merasa kesedihan yang besar. Ia pun merasa sangat terpukul atas kepergian Rian.

Mungkin satu hal yang Rian sesali, ini bukan hanya isi hatinya yang tak bisa menyampaikannya kepada Aini, tapi Rian memang sama sekali tak bisa menyampaikanya kepada Aini sampai kapanpun, karena tuhan tak mengizinkanya.


The end


Tag : Cerpen
0 Komentar untuk "Cerita Hati ( ketika hati tak mampu mengungkapkan)"

Back To Top